Kamis, 28 Maret 2013

Terimakasih Sobat

Perkenalanku bermula ketika itu , saat aku merasa jenuh. Aku pindah ke bagian belakang, subhanallah ini menjadi awal mula persahabatan kita, persahabatan yang masih berusia muda, namun insyaAllah akan terus kita jaga hingga masing masing dari kita berumah tangga, bahkan hingga usia lanjut nantinya amin

Aku tak begitu mengingat jelas, siapa yang memulai perkenalan ini. Tapi sungguh aku yakin pastinya aku yang memulai.

Kita lanjut bercerita hal hal yang sudah menjadi hobi kita, ya Sepakbola. Kamu begitu bangganya dengan Liga Indonesia saat itu, berbeda denganku yang bangga dengan LaLiga, yang pemain pemainnya bahkan tak punya hubungan suku bangsa denganku. Haha

Bahkan, tentang pelajaran pun kita juga berbeda, Matematika dan Sejarah, Kita memang berbeda

Kita lanjut cerita bodoh ini ke kelas dua, anehnya aku berharap yang sama denganmu, yaitu masuk kelas IPA, Untuk kali ini aku yang bodoh, dengan sejuta keegoisanku, sungguh.

Ya, kita sama sama masuk IPA, masih banyak orang orang diluaran sana yang sedih hanya karena tak mampu masuk IPA. Bagiku ini memenuhi harapan orang tuaku, tapi dari hati yang paling dalam, ada rasa kecewa karena ini bukan bidangku.

Kita juga masuk pada kelas yang sama, Aku yakin Allah sudah mengatur ini semua Karena engkau memang sahabatku buat masa lalu, hari ini, dan insyaAllah hingga masing masing dari kita memiliki Cucu.

Tingkat dua, dengan berbagai ragam manusia IPA, rasanya aku sunggu sulit beradaptasi. Bukan karena IPAnya, tapi justru karena orang orang egois yang menurutku sungguh aneh kala itu.

Potensi tidak terasah, ini berbeda denganmu. Aku iri. Kau bahkan mampu mengerjakan soal soal itu. Beda denganku. Lagi lagi aku merasa bodoh sekali kala itu, bodoh sekali.

Ya, tawaran ayahku untukku agar punya penghasilan sendiri, kujawab dengan begitu antusias. Sebagai cara bagiku agar bisa menjauh dari kehidupan anak IPA yang menurutku egois.

Hubungan baik kita terus terjaga,  bahkan ketika mereka yang katanya temanku tak lagi menganggapku karena keegoisanku yang tak pernah mampu hadir di setiap aktivitas kelas. Aku bahkan tak dapat maaf dari mereka, sungguh mereka tak mengerti. Berlebihan menganggapku terlalu egois.

Beberapa tahun berlalu, kita berlanjut ke kelas 3, lagi lagi dikelas yang sama. Aku semakin aneh dalam kesendirian dan kesibukanku. Untuk kesekian kalinya aku merasa bodoh, dan faktanya kala itu aku benar benar bodoh.

Orang orang yang katanya temanku punya kesibukan yang sama sepertimu, aktif dalam setiap Try OUT menuju UN dan SNMPTN, laah aku tak pernah punya angan tinggi untuk lulus di peguruan tinggi dengan jurusan yang diminati ribuan bahkan puluhan ribuan calon pendaftar.

Kali ini aku sadar, aku tidak perlu egois memaksakan keinginan yang ternyata bukan keinginanku, hanya keinginan yang timbul karena suasana. Masuk kedokteran, Teknik elektro dan jurusan jurusan lainnya, itu Cuma cerita bodoh bagiku, karena aku memang tak punya bakat, bahkan keinginan untuk masuk ke sana.

Tapi aku sadar, keinginanmu untuk masuk teknik elektro memang berdasar pada keinginanmu. Dan aku yakin kamu mampu untuk itu semua, beda denganku.

Aku benar benar merasa aneh di kala itu, tapi aku tak perduli, karena aku benar benar tak ingin perduli tentang hal itu.

Teringat olehku kala ketika aku memboncengmu pulang, kau baru ingat ditengah perjalanan bahwa ternyata kau membawa motor. Jadi mengapa aku harus memboncengmu? Haha, kau tampak bodoh kala itu, bodoh sekali.

Aku punya motor, orang orang lain punya motor, kau bahkan tak ingin kalah dengan motor astrea legendamu. Yang benar benar melegenda kala itu, legenda karena itu bukanlah motor pada jamannya. Haha

Aku terlalu nyaman dalam kesendirianku, bagiku perempuan (pacar) hanya menambah bebanku. Jadi motorku sebenarnya adalah sarana buatku agar bisa kembali pulang dengan cepat, tanpa berlama lama dalam suasana egois kala itu.

Aku tak pernah tahu pasti, makna astrea legenda punya mu itu?

Tiba saatnya, Saat kita semua Lulus Ujian Nasional, ini benar benar menambah kegembiraanku, karena bisa lepas dari masa yang menurutku benar benar suram kala itu, masa SMA. Kata orang indah, tapi bagiku ibarat sampah, yang ingin aku lupakan bahkan hingga detik ini.

Kita berjuang masing masing melanjutkan cita cita yang ada, tapi aku yakin kala itu cita citaku untuk masuk sekolah kedinasan bukanlah cita cita palsu, bukan juga cita cita yang timbul karena suasana keegoisan. Begitu juga cita citamu sobat, aku yakin kau memang layak untuk dapat apa yang kau inginkan kala itu. Tapi kadang hidup tak bisa sesuai rencana, kau harus mampu menerimanya dengan ikhlas, tanpa menyalahkan orang orang disekitarmu.

Sampai tiba saatnya Aku lulus di sekolah kedinasan Bintaro. Alhamdulillah. Kau juga lulus di sekolah kedinasan di Jatinegara. Haha

Sampai saat ini, kau tetap sobatku, mengingatkanku kala aku salah, menyemangati ku kala aku tidak bersemangat. Bahkan mendoakan kebaikan untukku.

Terimakasih Sobat !!

0 komentar: